Kamis, 16 April 2009

Peternakan Sapi Potong


PETERNAKAN SAPI PEDAGING

Pemilik peternakan bernama bapak Sumardianto.
Peternakan ini beralamat di Dusun Ngepeh, Desa Ngijo RT 05, RW 06 Kec. Karangploso Kabupaten Malang. Di peternakannya, Beliau memiliki banyak jenis sapi, antara lain sapi Perah, sapi Simental, sapi Limousin, sapi Brahman, dan sapi Campuran, sapi ini merupakan percampuran dari sapi perah dan sapi limousin. Peternakan ini didirikan sejak tahun 1991 dengan berbagai macam pertimbangan dan rintangan.
Pada peternakan ini terdapat banyak sekali sapi-sapi, total sapi di peternakan ini yaitu: sapi perah = 160 ekor
sapi potong betina = 300 ekor
sapi potong jantan = 300 ekor
perbandingannya yaitu:
1 sapi perah : 2 sapi potong

Permasalahan yang sering dialami oleh peternakan adalah di sektor penjualan, karena ternak yang dijual harus benar-benar cukup umur dan itu memakan waktu yang tidak singkat. Hal yang paling penting bagi sang peternak adalah keuntungan, ini yang menjadi tolak ukur sang peternak dalam keberhasilan menjalankan usahanya. Di peternakan ini harga yang ditawarkan untuk 1 ekor sapi ini cukup lumayan melambung, yaitu sekitar 20 juta rupiah untuk 1 ekor sapi potong jantan yang berat badannya sudah mencapai dewasa dan cukup umur untuk dipotong.
Pada peternakan ini segala fasilitas, kenyamanan, dan keamanan sapi sudah dijaga dengan baik. Hal ini terlihat dari kesediaan kandang, disini telah disediakan kandang untuk memisahkan sapi-sapi berdasarkan umurnya, dan setiap kandang ini berbeda-beda:
kandang 1 : untuk sapi yang berumur 6 bulan
kandang 2 : untuk sapi yang berumur 12 bulan
kandang 3 : untuk sapi yang umurnya lebih dari 12 bulan





Sedangkan untuk sapi yang baru lahir atau sering kita sebut dengan pedet, pada peternakan ini dibiarkan bebas dan tidak dikandangkan. Hal ini bertujuan agar pedet ini dapat menyusu sesukanya kepada induknya, dan agar dapat terbiasa mandiri untuk mencari pakannya sendiri.
Pada peternakan ini terdapat 10 biogas. Biogas ini berbentuk seperti sumur dan telah tersedia system regulasinya, yaitu tersedia jalan keluar-masuknya kotoran hewan sapi hingga didalamnya dapat diambil gas yang bisa mengeluarkan api atai gas metan. Karyawan yang bekerja pada peternakan ini cukup banyak, perbandingannya 1 tukang : 1 kuli. Karyawan –karyawan dalam peternakan ini mempunyai banyak tugas mereka sendiri-sendiri. Di setiap peternakan harus mempunyai dokter hewan sebagai partisinya hal inipun yang dimiliki dalam peternakan ini, dokter hewan yang bekerja di peternakan ini adalah drh. Didik yang sudah cukup lama bekerja di peternakan in.
Pada peternakan ini pakan diberikan untuk sapi-sapi rutin setiap pagi dan sore. Pakan yang diberikan adalah tebon dan damen (jerami). Tebon merupakan pakan ternak yang terbuat dari daun dan batang jagung yang telah dipotong-potong menggunakan alat tertentu yang telah disediakan, tebon ini kebanyakan diberikan pada sapi betina. Sedangkan damen ini merupakan batang dari padi yang sudah tua, damen ini harus diselep terlebih dahulu di tempat yang sudah disediakan.



Kebanyakan pakan ternak yang dipakai dalam peternakan ini adalah damen kering, karena lebih cepat dicerna oleh sapi. Selain itu damen juga lebih murah secara ekonomisnya, misalkan 1 pick up pakan ternak damen ini harganya cuma 50 ribu rupiah, dan hal ini sudah menjadi keuntungan tersendiri oleh sang peternak. Namun walaupun harga yang cukup terjangkau dan mudah dicerna oleh sapi, damen ini juga mempunyai kekurangan yaitu, gizinya kurang untuk memenuhi kecukupan gizi sapi, namun sang peternak tidak kehilangan ide, maka damen ini di beri konsentrat 1000/kg.
Porsi pakan yang diberikan pada sapi-sapi ini adalah 2 ton setiap dua hari sekali untuk sekitar 300 ekor sapi potong betina dan 300 ekor sapi potong jantan dan konsetrat pada masing-masing sapi minimal 3 kg dan maksimal 5 kg.


Selain dengan pakan, pada peternakan ini juga memiliki cara yang unik untuk menggemukkan sapi-sapinya, yaitu dengan cara tempat tidurnya sapi potong ini dialaskan kotoran dan air seninya sendiri sampai menutupi semua tubuh dan disisakan hanya kepalanya saja.
Selain pakan, sapi-sapi ini juga diberikan vitamin. Vitaminnya terdiri dari kandungan B1 dan B12. Vitamin B1 ini berfungsi untuk memperkuat otot. Sedangkan vitamin B12 sebenarnya merupakan vitamin yang dapat diproduksi oleh sapi itu sendiri, namun karena sapi-sapi ini jarang berjemur dan terlebih lagi kandang mereka ditutupi oleh atap, ini menyebabkan vitamin B12 yang ada dalam tubuhnya tidak maksimal diproduksi. Jadi untuk memenuhi kebutuhannya sapi ini harus diberi vitamin B12 dengan cara diinjeksi.
Sapi-sapi di peternakan inipun tidak lepas dari penyakit-penyakit yang umum dialami oleh sapi-sapi yang lainnya. Penyakit yang biasa terjangkit pada sapi-sapi ini adalah scabies dan infeksi pencernaan. Scabies merupakan penyakit kulit yang sangat sering dialami oleh kebanyakan sapi. Sedangkan infeksi pada sapi merupakan infeksi yang diakibatkan karena tidak cocok pakan ataupun ada benda-benda asing yang terdapat pada ransum ternak. Untuk mengatasi segala penyakit-penyakit itu setiap 6 bulan sekali, para sapi-sapi ini divaksinasi. Vaksinasi ini pada setiap satu kali vaksin pada sapi biayanya ± 3 juta rupiah.
Semua kesuksesan tidak akan lepas dari keyakinan, kerja keras, tidak putus asa, dan yang paling penting adalah prinsip yang kuat, hal ini pula yang dimiliki oleh sang peternak, Bapak Agus Sumardianto. Beliau memiliki prinsip, yaitu “Aset yang mahal, konsep dititipkan” “No raise, No gain.” Jika menanam keliru maka akan menyesal nantinya, namun bila memilih dengan benar maka akan memperoleh keuntungan.